KONTAK PERKASA FUTURES - Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Berly Martawardaya menegaskan pentingnya ketahanan energi di Indonesia. Sebab berdampak besar pada stabilitas makro, salah satunya nilai tukar rupiah.
Sebagai contoh, dia menjelaskan, defisit neraca perdagangan akibat impor migas menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi tidak stabil.
"Dampak dari energi ini sangat besar tidak hanya produksi tapi stabilitas rupiah karena sebagian besar defisitnya migas kita hanya setengah yag hanya bisa diproduksi dan impor kita beli dalam dollar," kata dia, dalam diskusi, di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Dia menambahkan, saat ini tingkat konsumsi BBM terus meningkat sementara produksi dalam negeri menurun. Untuk memenuhi kebutuhan BBM, jalan yang ditempuh adalah dengan melakukan impor.
"Jumlah kendaraan makin meningkat produksi Migas turun maka defisit besar. Lifting migas turun 30 persen. Ketika defisit rupiah melemah secara signifikan," ujar dia.
Karena itu, Pemerintah perlu memerhatikan kinerja sektor migas, misalnya dengan mendorong eksplorasi. Sehingga dapat meningkatkan produksi dalam negeri.
"Selama difisit migas besar rupiah kita labil ini satu hal yang penting. Suplly demand akan berpengaruh ke stabilitas makro kita," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com

Komentar
Posting Komentar