The Fed Beri Sinyal Longgarkan Kebijakan, Rupiah Berpotensi Menguat

PT KONTAK PERKASA FUTURES  - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan Jumat ini. Namun penguatan rupiah masih terbuka lebar karena adanya sinyal dovish dari Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Mengutip Bloomberg, Jumat (12/7/2019), rupiah dibuka di angka 14.073 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang di angka 14.067 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.079 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.072 per dolar AS hingga 14.090 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 2,16 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.085 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan patokan kemarin yang ada di angka 14.089 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada Jumat ini berpeluang menguat seiring sinyal "dovish" atau kebijakan moneter longgar oleh the Fed.
"Pagi ini mata uang kuat Asia yen dan dolar Hong Kong dibuka menguat terhadap dolar AS masih terbawa sentimen pidato Gubernur The Fed. Kemungkinan rupiah juga terbawa menguat menuju kisaran antara 14.000 per dolar AS sampai 14.050 per dolar AS," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih dikutip dari Antara.
Dari eksternal, inflasi AS tercatat 1,6 persen (yoy), terendah dalam empat bulan terakhir dan melambat dari Mei yang sebesar 1,8 persen (yoy). Perlambatan ini karena harga makanan dan energi yang turun. Sementara inflasi inti tercatat 2,1persen (yoy), diatas perkiraan ekspektasi konsensus 2 persen (yoy).
"Kendati inflasi AS tidak menjadi fokus utama kebijakan suku bunga The Fed, namun dengan angka inflasi yang masih relatif rendah membuat kekawatiran melambatnya ekonomi semakin kuat, yang bisa membuat kemungkinan The Fed semakin besar menurunkan suku bunganya," ujar Lana.
Gubernur The Fed Jerome Powell mensinyalkan akan menurunkan suku bunganya. Pelaku pasar perkirakan The Fed akan melakukannya pada pertemuan 30-31 Juli 2019 ini.

BACA JUGA : 

Realisasi Lifting Migas Capai 1,8 Juta Boepd di Semester I 2019



Komentar